Cerita Mukidi: Pesta Besar Bersama Pak Martokapiran

Pak Martokapiran yang hidup menduda sejak ditinggal istrinya, merasa tertolong dalam mengolah tanah perkebunannya,

ketika Mukidi, seorang mahasiswa pertanian yang sedang KKN memberikan penyuluhan dan bantuan pada musim tanam.

Menjelang akhir tugasnya, pak Marto bicara dengan pemuda itu: “Nak Mukidi, saya berterimakasih sekali sudah dibantu mengolah tanah saya, juga terimakasih sudah diberi penyuluhan. Untuk itu saya akan mengadakan pesta perpisahan untuk-mu.” katanya.

“Terimakasih banyak pak,” Mukidi gembira, “jangan repot-repot.”

 “Asal kamu kuat minum saja,” kata pak Marto, “soalnya aku akan menyediakan banyak bir.” tambahnya. “Ah bapak tahu saja,” jawab Mukidi, “kebetulan selama disini tidak setetespun alkohol masuk kerongkongan saya.”

“Lalu ada gulat,” kata pak tua lagi, “kuharap ototmu cukup kuat.”  “Jangan kuatir pak,” jawab Mukidi walaupun ‘gak faham, “selama disini fisik saya terlatih sangat baik.”

Pak tua tertawa, “kau pasti juga suka sex bukan?” Mukidi nyengir, namun bayangan gadis-gadis desa yang masih ranum dan lugu berputar-putar di kepalanya. Pikirannya mulai ngeres. gay

“Ngomong-ngomong saya harus pakai baju apa pak?” tanya Mukidi sumringah. “Terserah, apa saja yang kau suka, mau pakai batik boleh, pakai jins juga boleh “jawab pak Marto, “wong pestanya cuman kita berdua koq….”

Sumber: Ceritamukidi.wordpress.com
Previous
Next Post »
Posting Komentar
Thanks for your comment