Mukidi dan Wakijan duduk di sebuah kafe sedang menceritakan mimpinya masing-masing.
“Aku bermimpi sedang liburan,” Mukidi mulai menceritakan mimpinya, “sendirian saja ditemani tangkai pancing di atas perahu di tengah danau yang tenang. Sebuah mimpi yang luar biasa indahnya…”
“Mimpiku juga tidak kalah luar biasa,” sahut Wakijan. “Aku bermimpi berada di atas tempat tidur bersama dua gadis cantik yang diidamkan setiap pria….”
“Kamu bermimpi bersama dua cewek, tapi aku gak diajak?” protes Mukidi.
“Aku sudah telpon ke rumahmu,” jawab Wakijan sambil menenggak birnya, “istrimu bilang; kamu sedang mancing…”
Sumber: Ceritamukidi.wordpress.com
“Aku bermimpi sedang liburan,” Mukidi mulai menceritakan mimpinya, “sendirian saja ditemani tangkai pancing di atas perahu di tengah danau yang tenang. Sebuah mimpi yang luar biasa indahnya…”
“Mimpiku juga tidak kalah luar biasa,” sahut Wakijan. “Aku bermimpi berada di atas tempat tidur bersama dua gadis cantik yang diidamkan setiap pria….”
“Kamu bermimpi bersama dua cewek, tapi aku gak diajak?” protes Mukidi.
“Aku sudah telpon ke rumahmu,” jawab Wakijan sambil menenggak birnya, “istrimu bilang; kamu sedang mancing…”
Sumber: Ceritamukidi.wordpress.com