Sebelum mudik, Mukidi bersama istrinya tergopoh-gopoh mampir ke dokter gigi.
“Maaf pak, saya tidak praktek.” jawab Drg, Geraham.
“Dok, ini darurat,” kata Mukidi serius. “Bisa nggak dokter cabut gigi sebentar?”
“Wah saya harus sterilkan alat-alat dulu pak, belum lagi anestesi….”
“Gak perlu bius dok, gak perlu anestesi atau sterilisasi, langsung cabut aja…” Mukidi memaksa.
“Wah bapak berani sekali, ayo pak kalau bapak memaksa.”
“Ayo sayang,” kata Mukidi kepada istrinya, “buka mulutmu….”
Sumber: Ceritamukidi.wordpress.com
“Maaf pak, saya tidak praktek.” jawab Drg, Geraham.
“Dok, ini darurat,” kata Mukidi serius. “Bisa nggak dokter cabut gigi sebentar?”
“Wah saya harus sterilkan alat-alat dulu pak, belum lagi anestesi….”
“Gak perlu bius dok, gak perlu anestesi atau sterilisasi, langsung cabut aja…” Mukidi memaksa.
“Wah bapak berani sekali, ayo pak kalau bapak memaksa.”
“Ayo sayang,” kata Mukidi kepada istrinya, “buka mulutmu….”
Sumber: Ceritamukidi.wordpress.com