Cerita Mukidi: Kaos Kesayangan Mukidi Diminta Supilah

Sebelum mengenal Markonah, Mukidi pernah berpacaran dengan Supilah. Sayang hubungan mereka berakhir tragis. Pada suatu hari ketika Mukidi ngapel, dia mendapati kenyataan yang menyakitkan. Supilah memutuskan hubungan secara sepihak.

“Bapak tidak setuju mas,” katanya berkilah. Mukidi tidak bisa berkata-kata. Dia bangkit dari tempat duduknya, tapi sebelum pulang dia mengambil selembar T-shirt yang teronggok di pjok, “buat kenang-kenangan…” katamya.

“Jangan dibawa mas,” tapi Mukidi sudah keburu memacu motornya. Sampai di rumah hati Mukidi hancur lebur, kehidupannya berubah total. Sehari-harinya dia lebih banyak termenung mengurung diri. Satu-satunya hiburan untuk mengenang kekasihnya adalah kaos Joger yang diambil dari rumah Supilah.

Kaos yang kecut bau keringat gak keruan itu diciuminya. Baunya makin apek karena bercampur airmata kawan anda ini.

Pada suatu hari tiba-tiba hapenya berbunyi. Ada telpon dari Supilah. “Allahuakbar! Allah Maha Besar…” soraknya dalam hati. “Dik Supilah ya… apa kabar?” Mukidi penasaran. “Baik mas. Mas Mukidi ditanyain bapak.” “Bapak nanyain aku?” Mukidi berbinar-binar.

Orangtua brengsek itu akhirnya sadar, pikirnya:“Apa kata bapak dik?” joger“Kaosnya suruh dikembaliin. Kaos yang mas Mukidi bawa kemaren itu kaos kesayangan bapak, mau dicuci…..”

Sumber: Ceritamukidi.wordpress.com
Previous
Next Post »
Posting Komentar
Thanks for your comment