Cerita Mukidi: Belajar Memerah Susu Sapi ala Mukidi

Mukidi yang sedang berlibur di Mesuji menyempatkan menjumpai Kartomarmo sahabatnya yang beternak sapi. Ketika sampai di rumahnya, dilihatnya mas Karto kelihatan kurang bersemangat seperti korban kerusuhan.

“Mas, apa yang terjadi? Hari ini kan hari yang indah? Kamu mabok ya?” Kartomarmo menggelengkan kepalanya. “Ada sesuatu yang tidak dapat dijelaskan…” jawabnya malas.

“Mengapa demikian burukkah sehingga membuatmu begitu sedih?” Mukidi duduk di samping sahabatnya.

“Yah… pagi ini ketika aku sedang memerah susu sapi,  tiba-tiba ‘tu sapu menendang ember yang sudah hampir penuh sampai tumpah.” Karto mengawali ceritanya.

“Ah, tapi kan itu hanya masalah sepele?”

“Ada sesuatu yang sulit dijelaskan..”

“Lalu apa yang kau lakukan?”

“Aku lalu mengikat kaki kirinya ke tiang kandang sebelah kiri.”

“Lalu?”

“Aku melanjutkan memerah susu, kali ini ember yang sudah penuh ditendangnya dengan kaki kanan?”

“Ditendang lagi?” Mukidi menahan tawa.

“Ada sesuatu yang sulit dijelaskan..”

“Lalu apa yang kau lakukan?”

“Aku lalu mengikat kaki kanan ke tiang di sebelah kanan, dan mulai memerah susu lagi…” sambung Kartomarmo, “ketika embernya sudah hampir penuh, dia menyabet ember itu sehingga isinya tumpah.”

“Lalu apa yang kau lakukan?” Mukidi hampir tidak bisa menahan tawanya.

“Karena sudah tidak ada tali, maka aku melepaskan sabuk celanaku untuk mengikat ekor sapi sialan itu..”

“Luar biasa,” Mukidi kagum atas usaha sahabatnya itu, “lalu?”

“Ada sesuatu yang sulit dijelaskan..” Karto menambahkan, “karena sabuk celanaku dilepas, otomatis celanaku melorot, dan pada saat bersamaan istriku datang melihat kejadian itu….”

Sumber: Ceritamukidi.wordpress.com
Previous
Next Post »
Posting Komentar
Thanks for your comment